SD Pekanbaru Raup Rp31 Juta Dari Sampah

id sd pekanbaru, raup rp31, juta dari sampah

Pekanbaru, (antarariau.com) - Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT mengajak semua pengurus sekolah menggiatkan program pengelolaan sampah seperti di SDN 88 yang berhasil meraup keuntungan Rp31 juta.

"Uang Rp31 juta diperoleh dari pengolahan sampah oleh guru dan murid SDN 88. Sampah dibawa dari rumah masing-masing murid, kemudian di sekolah dipisah, ditimbang dan dijual ke penampung yakni Yayasan Komunal Riau," kata Firdaus MT di sela-sela peresmian bank sampah sekolah secara massal untuk 33 sekolah dipusatkan di SDN 88, Pekanbaru, Kamis.

Selain meresmikan bank sampah, Wali Kota Pekanbaru Firdaus didampingi antara lain Kepala Disdik Prof Zulfadil dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Sayuti, juga meninjau produksi masyarakat kotak tisu, tas yang semuanya berasal dari bahan-bahan daur ulang yakni bungkus mie cepat saji, sabun cuci, pipet, sandal dan barang-barang bekas lainnya menjadi barang bernilai ekonomi.

Menurut Firdaus, sekolah ini juga telah berhasil memperoleh pendapatan dari pengolahan sampah menjadi kompos, dan juga dijual sehingga keberhasilan SD tersebut patut dicontoh oleh sekolah lainnya.

SDN 88, katanya, bisa menjadi motivator untuk mendorong sekolah lainnya dalam membuat bank sampah bahkan akan dikembangkan lagi pada tingkat kelurahan. Kini sudah tercatat sebanyak 33 sekolah yang memiliki bank sampah.

Selain bernilai ekonomi, katanya lagi ada nilai penting yakni terciptanya lingkungan yang bersih digiatkan oleh pelajar hingga berdampak pada lingkungan menjadi asri dan bersih.

"Jika lingkungan bersih maka kesehatan dan jiwa pribadi juga akan menjadi bersih," katanya manajemen bank sampah perlu lebih dikembangkan juga untuk sekolah lain dan anggarannya akan dialokasikan pada APBD Perubahan tahun 2013.

Kepala Sekolah SDN 88 Kota Pekanbaru Yulinar Yunus, mengatakan bank sampah beroperasi akhir Oktober 2012. Pengadaan bak pengumpulan dan pemisahan sampah didanai dengan sumbangan orang tua murid.

"Sedangkan pengolahan sampah dilakukan sendiri oleh murid-murid, uang hasil penjual kompos dan barang-barang bekas digunakan untuk membeli makanan bergizi dan diberikan kembali pada murid-murid," katanya.