Alutsista Baru, Pertajam Taring Pertahanan RI

id alutsista baru, pertajam taring, pertahanan ri

Alutsista Baru, Pertajam Taring Pertahanan RI

"Si vis pacem para bellum", jika kau mendambakan perdamaian maka bersiaplah menghadapi perang,kalimat tersebut adalah sebuah peribahasa Latin yang diyakini oleh banyak orang muncul dari ucapan seorang penulis buku militer Roma, Publius Flavius Vegetius Renatus atau dikenal Vegetius.

Ungkapan tersebut muncul dalam salah satu buku karya Vegetius berjudul De Re Militari, yang digunakan sebagai panduan militer pada abad ke-lima hingga ke-15.

Melalui ungkapan itulah, garda terdepan pertahanan bangsa, Tentara Nasional Indonesia (TNI), ingin menunjukkan taringnya kepada dunia dengan memperlengkapi prajuritnya dengan alat utama sistem pertahanan (alutsista) canggih.

TNI Angkatan Udara (AU) lebih dulu memiliki "taring" dengan Sukhoi "thunder flight" dan Cassa CN-295, alutsista terbaru yang akan dipamerkan pada perayaan HUT TNI ke-67.

Baru-baru ini, dua pesawat Sukhoi "thunder flight" berjenis Su-27 dengan nomor ekor TS-2705 dan Su-30 dengan nomor ekor TS-3004 berhasil memaksa turun sebuah pesawat milik Amerika Serikat karena melanggar wilayah udara nasional Indonesia.

TNI AU juga berencana akan menambah dan memperbarui armada pesawat Hercules hibah dari Australia.

"Hercules kami hanya 13 unit, untuk itu kami akan memperbarui dan membeli 10 unit lagi dari Australia," kata Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal (TNI) Imam Sufa'at.

Sementara itu, TNI Angkatan Laut (AL) juga memiliki lebih dari 100 armada kapal perang yang siap melindungi bangsa Indonesia dari gangguan asing.

Kapal-kapal perang TNI AL tersebut antara lain berjenis Korvet, kapal selam, kapal cepat rudal, kapal amphibi, kapal penyapu ranjau dan kapal komando.

TNI AL baru saja akan memiliki satu kapal paling canggih buatan dalam negeri, KRI Klewang, namun belum sempat diserahterimakan secara resmi kapal tersebut terbakar di dermaga belakang Pangkalan TNI AL Banyuwangi.

Tadinya, KRI Klewang digadang-gadang sebagai kapal perang tercanggih karena kemampuannya yang dirancang dengan misil antikapal C-705 berdaya jelajah 120Km dan dipersenjatai dengan meriam otomatis tipe 730.

Namun kekecewaan TNI tidak terhenti di kebakaran KRI Klewang karena masih ada TNI Angkatan Darat (AD) yang baru saja membeli sejumlah alutsista baru, antara lain tank tempur utama (Main Battle Tank/MBT) Leopard, heli serang Apache dan Black Hawk.

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo mengatakan sebanyak 44 dari 103 unit tank Leopard akan tiba di tanah air pada November.

"Sebenarnya kami berharap (tank Leopard) itu sudah bisa sampai pada saat perayaan HUT TNI ke-67, tapi ternyata tidak bisa karena pengirimannya harus menggunakan kapal laut," katanya.

Dalam kaitannya untuk memperkuat alutsista TNI AD, pemerintah membeli 103 unit tank Leopard, 50 unit tank Marder dan 10 tank pendukung.

Saatnya alutsista baru

Pramono mengatakan memang sudah saatnya bagi AD untuk memperbarui alutsista, guna menyamakan kemampuan dengan negara-negara sahabat.

Dalam hal kemampuan personel, Indonesia memang memiliki potensi yang baik, hanya saja dalam hal teknologi persenjataan masih tertinggal dari negara lain.

Oleh karena itu, Pramono menegaskan pihaknya tidak ingin menyaingi negara asing dalam hal alutsista, melainkan ingin menyamakan kemampuan teknologi persenjataan.

"Kita tertinggal dalam hal teknologi, itulah alaasan saya untuk membeli sejumlah alutsista baru," kata putra tokoh militer Sarwo Edhie Wibowo itu.

Sejumlah peralatan perang yang dimiliki TNI AD hampir seluruhnya sudah berusia lebih dari setengah abad. Saking tuanya alutsista tersebut, Pramono sampai berkelakar kepada prajuritnya untuk merawat dengan baik senjata yang usianya pantas disebut sebagai "kakek" itu.

Dia bercerita bahkan ada meriam, yang ketika baru datang digunakan oleh salah seorang prajurit muda pada tahun 1958, masih digunakan hingga saat ini.

"Prajurit yang menggunakan itu sudah pensiun, tapi meriamnya belum pensiun juga," katanya berkelakar.

Untuk memperbarui alutsista di AD, Pramono mengatakan anggaran belanja yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp14 triliun. Anggaran tersebut, lanjutnya, paling kecil dibandingkan dengan yang diterima oleh AL dan AU.

"Tidak boleh iri," katanya.

Perbedaan jumlah anggaran yang diberikan itu, tambahnya, diberikan karena teknologi yang digunakan masing-masing matra dalam pengadaan alutsista juga berbeda.

Dengan jumlah anggaran itu, dia yakin dapat memiliki alutsista canggih dengan bantuan hubungan antarpemerintah yang baik (government to government).

Pada perayaan HUT TNI ke-67, TNI akan memarkan berbagai alutsista canggih, antara lain pesawat Super Tucano yang baru saja dibeli dari Brazli, Heli EC-120B, MI-17, MI-35 dan Nbell-412.

Pembelian sejumlah alutsista baru milik TNI tersebut memakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2012 sebesar Rp64,4 triliun, dan direncanakan akan naik pada 2013 menjadi Rp77,7 triliun.

Penulis: Fransiska Ninditya, Wartawan LKBN ANTARA