Kalila Pasok Gas Pembangkit PLN Akhir 2011

id kalila pasok, gas pembangkit, pln akhir 2011

Pekanbaru, 31/3 (ANTARA) - Manajemen PT Kalila Energy berjanji akan memenuhi kontrak pasokan gas ke pembangkit listrik PLN di Kota Pekanbaru, Riau, paling lambat November 2011.

"Kemungkinan pada Oktober atau November nanti pasokan gas ke PLN akan dipenuhi," kata General Manager PT Kalila Energy, Lisdiyanto, kepada ANTARA di Pekanbaru, Kamis.

Baru dipenuhinya kontrak tersebut setelah kerja sama kedua pihak belum kunjung terealisasi penuh selama lima tahun terakhir akibat masalah ganti rugi lahan untuk pemipaan.

PT Kalila terikat kontrak GSA (Gas Sale Agreement) dengan PT PLN untuk memasok gas sebesar 30 juta meter standar kaki kubik atau MMSCFD untuk pembangkit listrik Teluk Lembu, di Pekanbaru pada tahun 2005. Pasokan gas itu direncanakan diambil dari lapangan Seng dan Segat, Kabupaten Pelalawan.

Dengan pasokan gas itu, maka PLN bisa meningkatkan kemampuan pembangkit Teluk Lembu dari 40-50 megawatt (MW) menjadi 100 MW.

Kerjasama keduanya hingga kini tak berjalan mulus, berawal dari Kalila yang sempat mengeluhkan harga jual gas yang terlalu rendah. Namun, Lisdiyanto mengatakan masalah krusialnya adalah biaya pembebasan lahan milik warga yang terlalu tinggi untuk pemipaan sejauh 52 kilometer dari lapangan Kalila ke pembangkit PLN. Kabarnya, biaya ganti rugi lahan untuk pemipaan membengkak hingga Rp500 miliar.

"Sekarang proses tender untuk pemipaan sudah dimulai, dan sudah puluhan perusahaan yang mendaftar," ujarnya.

Kepala Perwakilan BP Migas Sumbagut, Baris Sitorus, membenarkan bahwa Kalila telah berkomitmen untuk melakukan proses pemipaan untuk memenuhi kotraknya dengan PLN.

"Kalila sudah ajukan 'budgeting' ke BP Migas dan proses tender sekarang sedang berjalan," ujar Baris.

Gubernur Riau Rusli Zainal mengaku sangat menyambut baik itikad baik dari Kalila. Ia berharap anak perusahaan grup Bakrie itu lebih mengutamakan pasokan gas untuk kebutuhan listrik. Sebabnya, tingkat elektrifikasi, atau jumlah warga yang menggunakan listrik, di Riau baru sekitar 40 persen dari total populasi penduduk yang lebih dari 5 juta jiwa. Jumlah itu jauh tertinggal dari elektrifikasi nasional yang sudah di atas 60 persen.

"Kalau bisa untuk pembangkit listrik diutamakan karena menyangkut masyarakat banyak," ujarnya.